Mempersiapkan diri sendiri menjadi penting karena emosi ibu sangat berpengaruh pada bayi. Jika di kantor ibu resah, gelisah dan tidak nyaman berpisah dengan si kecil, kemungkinan besar ia akan merasakan hal yang sama di rumah sehingga menjadi rewel. Maka dari itu, ibu yang sudah harus masuk kerja kembali perlu melakukan beberapa persiapan, yaitu:
1. Persiapkan mental untuk meninggalkan bayi. Pupuklah rasa percaya bahwa sang buah hati akan baik-baik saja di rumah.
2. Mulailah belajar memerah dua minggu sebelum cuti berakhir. Ketika bayi tidur dan payudara terasa membengkak, segera perahlah payudara lalu simpan ASI perah di kulkas. Esok siangnya berikan pada bayi.
3. Bekerja sama dengan pengasuh. Tekankan pada pengasuh soal pemberian ASI eksklusif (ini berarti bayi tidak boleh mendapatkan susu formula/makanan apa pun selain ASI selama ibu bekerja). Jika yang mengasuh si kecil adalah orangtua sendiri atau mertua yang pengetahuan akan ASI eksklusif masih terbatas, jelaskanlah secara baik-baik. “Bu, bayi 3 bulan harus masih ASI eksklusif karena ia belum siap mencerna makanan selain ASI,” misalnya. Intinya kerja sama yang baik dengan pengasuh amat menentukan keberhasilan ibu untuk menyusui secara eksklusif.
4. Jika menggunakan jasa babysitter pilihlah yang kompeten dan profesional. Akan lebih baik, jika sudah memanfaatkan jasa babysitter tersebut sejak kelahiran si kecil agar dapat memerhatikan cara kerja dan sikapnya. Berikan “perluasan” tugas dan kewajiban kepada pengasuh bayi setidaknya seminggu sebelum ibu kembali bekerja. Dengan demikian bayi dapat belajar membiasakan diri dengan sentuhan dan suara orang lain selain ibunya.
5. Tetap memberikan ASI meski dengan cara dan waktu yang berbeda. Memberikan ASI sangat membantu ibu untuk tetap membentuk ikatan batin dengan bayi. Saat kembali bekerja ibu masih dapat memberikan ASI secara langsung di waktu-waktu tertentu, semisal sebelum pergi ke kantor atau malam hari sepulang dari kantor. Di sela jam kerja, ibu masih dapat merasakan kedekatan dengan si kecil saat memerah ASI.
1. Persiapkan mental untuk meninggalkan bayi. Pupuklah rasa percaya bahwa sang buah hati akan baik-baik saja di rumah.
2. Mulailah belajar memerah dua minggu sebelum cuti berakhir. Ketika bayi tidur dan payudara terasa membengkak, segera perahlah payudara lalu simpan ASI perah di kulkas. Esok siangnya berikan pada bayi.
3. Bekerja sama dengan pengasuh. Tekankan pada pengasuh soal pemberian ASI eksklusif (ini berarti bayi tidak boleh mendapatkan susu formula/makanan apa pun selain ASI selama ibu bekerja). Jika yang mengasuh si kecil adalah orangtua sendiri atau mertua yang pengetahuan akan ASI eksklusif masih terbatas, jelaskanlah secara baik-baik. “Bu, bayi 3 bulan harus masih ASI eksklusif karena ia belum siap mencerna makanan selain ASI,” misalnya. Intinya kerja sama yang baik dengan pengasuh amat menentukan keberhasilan ibu untuk menyusui secara eksklusif.
4. Jika menggunakan jasa babysitter pilihlah yang kompeten dan profesional. Akan lebih baik, jika sudah memanfaatkan jasa babysitter tersebut sejak kelahiran si kecil agar dapat memerhatikan cara kerja dan sikapnya. Berikan “perluasan” tugas dan kewajiban kepada pengasuh bayi setidaknya seminggu sebelum ibu kembali bekerja. Dengan demikian bayi dapat belajar membiasakan diri dengan sentuhan dan suara orang lain selain ibunya.
5. Tetap memberikan ASI meski dengan cara dan waktu yang berbeda. Memberikan ASI sangat membantu ibu untuk tetap membentuk ikatan batin dengan bayi. Saat kembali bekerja ibu masih dapat memberikan ASI secara langsung di waktu-waktu tertentu, semisal sebelum pergi ke kantor atau malam hari sepulang dari kantor. Di sela jam kerja, ibu masih dapat merasakan kedekatan dengan si kecil saat memerah ASI.
0 komentar:
Posting Komentar